Rabu, 30 Maret 2016

sistem ekonomi



SISTEM EKONOMI



 

DISUSUN OLEH :
v NOVITA SARI                               : 25215144
v RIMANDASARI                            : 26215005
v SAMUEL PARNINGOTAN S.      : 26215361




UNIVERSITAS GUNADARMA
2016

Sistem Ekonomi Indonesia
A.    Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu organisasi besar yang menjalin berbagai subjek atau serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Sistem berkaitan dengan subjek dan Objeknya. Sistemnya terdiri dari yaitu :
Ø  Sistem Kemasyarakatan (Perorangan atau Masyarakat)
Ø  Sistem Kehidupan/lingkungan mahluk hidup dan benda alam
Ø  Sistem Peralatan (barang/alat)
Ø  Sistem Informasi (data,catatan dan fakta)
     Sistem terdiri dari perangkat kelembagaan/subyek yang melakukan hubungan dengan cara mekanisme agar menjalin hubungan. Sistem juga memiliki tatanan (kaidah) dan juga norma-norma (peratuan) yang mengatur hubungan subjek maupun objek agar berjalan dengan serasi.
B.     Sistem Ekonomi dan Politik
Dumairy (1996), Sistem ekonomi adalah sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan.
Sistem ekonomi :
Ø  Manusia (Subjek) dan Barang Ekonomi (objek)
Ø  Perangkat kelembagaan ataupun lembaga ekonomi formal dan non formal serta mekanisme hubungan
Ø  Tatanan hukum dan Peraturan ekonomi
Sanusi (2000) sistem ekonomi merupakan suatu organisasi yang terdiri dari sebuah  lembaga/perantara (ekonomi,sosial dan ide) yang saling mempengaruhi yang ditujukan kearah pemecahan masalh pokok setiap perekonomian (Distribusi,Produksi dan Komsumsi).
Sanusi (2000), perbedaan antar sistem dilihat dari ciri :
Ø  Kebebasan Komsumen dalam memilih barang dan jasa yang dibutuhkan
Ø  Kebebasan masyarakat memilih lapangan kerja
Ø  Pengaturan pemilihan dan pemakaian alat produksi
Ø  Pemilihan usaha yang dimanifestasikan dalam tanggung jawab manajer
Ø  Pengaturan atas keuntungan usaha yang diperoleh
Ø  Pengaturan motivasi usaha
Ø  Pembentukan harga barang komsumsi dan produksi
Ø  Penentuan pertumbuhan ekonomi
Ø  Pengendalian stabilitas ekonomi
Ø  Pengambilan keputusan
C.    Kapitalisme dan Sosialisme
1.Kapitalisme
Kapitalisme adalah istilah yang dipakai untuk menamai sistem ekonomi yang mendominasi dunia barat. Sistem ini muncul setelah hancurnya sistem feodalisme sekitar abad 16. Pada zaman kuno sistem ini sebenarnya sudah ada namun belum berada dalam sistem seperti sekarang.
 Sistem ini mulai muncul kepermukaan ketika meningkatnya perniagaan jarak jauh diantara pusat-pusat kota abad pertengahan di Eropa. Lintasan dagang jarak jauh ini berkembang semangat kapitalisme desertai peningkatan sistem dan metodenya.
Dinamika ini secara tidak langsung menumbuhkan kota-kota pantai, kota-kota perdagangan dan kota-kota industri. Semakin banyak kota-kota industri menyebabkan semakin terdesak pula sistem pertanian. Kegiatan ekonomi pelan-pelan bergerak dibawah dibawah dominasi perdagangan dan industri. Peralihan ini berada di bwaha arus sistem kapitalisme.
Sistem kapitalis lebih menekankan soal peranan modal, pemilik modal dan cara produksi dalam proses industrialisasi. Warner Sombart adalah orang pertama yang menggunakan istilah kapitalisme. Istilah ini sebagai konsep fundamental dari suatu sistem pemikiran ekonomi.
Sebagai sistem pemikiran dalam bidang ekonomi, kapitalisme ditandai oleh tiga semangat yaitu pemilikan, persaingan dan rasionalisme. Meski demikian konsep ini tetap tidak jelas. Istilah kapitalisme mengandung banyak banyak versi yang bersumber pada berbagai teori. Karena itu konsep ini lebih dinilai sebagai pemikiran yang berpretensi netral karena sistem ini dilihat sebagai hal empiris.
Warner Sombart dalam karyanya Der Moderne Capitalismus mengukuhkan sistem kapitalisme itu sebagai konsep dasar dari suatu sistem pemikiran ekonomi. Di sini ia mengungkapkan kapitalisme itu sebagai suatu sistem, dalam arti tidak diakitkan dengan konotasi politis, ideologi, dan konotasi etis yang negatif. Sebagai sistem pemikiran, sistem ini ditandai semangat pemikiran, persaingan dan rasionalitas.
2.Sosialisme
Untuk memperoleh gambaran jelas tentang sosialisme kita perlu memahami teori-teori Marx tentang struktur ekonomi, pertentangan kelas dan Perubahan sosial. Bagi Marx kunci untuk memahami kenyataan sosio ekonomi tidak ditemukan dalam kesadaran atau tidak ditemukan dalam ide-ide abstrak tetapi dalam kenyataan sehari-hari buruh pabrik, kehidupan sehari-hari para pekerja diberbagai kegiatan produksi
Peristiwa-peristiwa ini adalah kenyataan sosial. Marx menekankan kenyataan sosial itu bukan berada pada impian yang naif atau idelistik yang dibuat oleh ilmu pengetahuan, teknologi dan pertumbuhan industri tetapi lebih melihat pada keberadaan sosial. Keberadaan sosial menetukan kehidupan kita, bukan kesadaran sosial. Sedangkan kesadaran sosial hanya reflesi keberadaan sosial.
Menurut Karl Marx, analisis dialektik tentang perubahan sosial itu senantiasa berkembang. Perubahan-perubahan dalam alat produksi sebagai akibat kemajuan ekonomi pada zaman ini akan mengakibatkan ketidakseimbangan. Ketidakseimbangan ini terjadi antara kekuatan-kekuatan materi dengan hubungan sosial dalam produksi, termasuk hubungan pemilikan. Hubungan sosial yang ada dalam produksi akan menjadi hambatan bagi perkembangan kekuatan-kekuatan produksi dalam masyrakat. Keadaan ini akan terus berkembang dalam masyarakat berikutnya dan dalam keadaan ini kelas-kelas tertentu yang mempunyai kepentingan akan memperoleh kemajuan karena mempertahankan suatu sistem perkembangan –perkembngan tertentu. Akhirnya kelas yang berhasil dalam perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam kekuatan produksi sangat memainkan peranan yang menentukan dalam menghasilkan perubahan masyarakat secara Revolusioner.
Kekuatan-kekuatan sosial ini akan selalu berkembang. Dan dalam prosesnya, kekuatan sosial mengubah struktur yang sudah ada menjadi struktur baru secara radikal yang terlihat dalam periode sejarah berikutnya. Kelas-kelas sosial yang memperlihatkan kekuat baru yang muncul akan menentukan secara historis untuk erhasil dalam mengubah struktu yang ada, yang menyatakan diri sebagai kepentingan bag mereka.
Ciri masyarakat sosialisme adalah mengukuhkan bahwa relasi-relasi yang dominan dalam ekonomi itu berkaitan dengan hakikat sosial dari kekuatan produksi. Dibawah sistem sosialisme, harta kekayaan sosial diciptakan melalui pengambilalihan harta kekaya kekayaan kapitalis dan kerja sama para petani dan para buruh. Dengan demikian, ada dua harta kekayaan dari sistem sosialisasiyang bakal muncul yakni harta seluruh rakyat dan harta kekayaan dari perusahaan-perusahaan kolektif. Pada fase ini ada dua kelas yang dominan yakni kelas pekerja dan kaum tani perkebunan kolektif, ini setidaknya bayangan masyarakat sosialis yang diimpikan Marx pada masa hidupnya
Ciri selanjutnya sosialisme menurut Marx adalah hilangnya antitesis historis antara kota dan desa, meski ini belum hilang perbedaan tingkat perkembangan materi dan rohani, organisasi kerja dan cara hidup, pelayanan medis dan fasilitas budaya dan lain-lain.





D.    Persaingan Terkendali
Dari sistem kepemilikan sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi, dinyatakan bahwa sistem ekonomi Indonesia adalah kapitalistik. Tetapi ada pula yang mengatakan bahwa Indonesia menganut sistem ekonomi sosialis. Jadi, secara konstitusional, sistem ekonomi Indonesia bukan kapitalis dan bukan juga sosialis. Kompetisi untuk memperbaiki taraf kehidupan, baik antar individu maupun antar badan usaha, tidak dikekang. Berkenaan dengan kompetisi antar individu, pemerintah tidak membatasi pilihan orang dalam memasuki bidang pendidikan/keahlian yang diminati.

Sehubungan dengan persaingan antar badan usaha , tidak terdapat rintangan bagi suatu perusahaan untuk memasuki bidang usaha tertentu. Namun dalam menghindari persaingan tak sehat dalam pasar barang tertentu sudah jenuh, pemerintah mengendalikannya dengan membuka prioritas bidang usaha termasuk prioritas lokasi usaha. Pengendalian yang dimaksud adalah dengan mengumumkan Daftar Negatif Investasi (DNI). Dalam menerima imbalan atas prestasi kerja juga tidak ada kekangan. Sangat terbuka peluang bagi setiap pekerja/pemodal untuk mendapatkan imbalan melebihi dari sekadar kebutuhan. Pemerintah justru mengatur ketentuan upah minimum bagi pekerja, agar memenuhi standar kebutuhan hidup minimum yang layak.

E.     Kadar Kapitalisme dan Sosialisme
Unsur kapitalisme dan sosialisme yang ada dalam sistem ekonomi indonesia dapat dilihat dari sudut berikut ini :
1.      Pendekatan faktural struktural yakni menelaah peranan pemerintah dalam perekonomian. Pendekatan untuk mengukur kadar campurtangan Pemerintah menggunakan kesamaan Agregat Keynesia.
Y = C + I + G (X-M)
Y adalah Pendapatan Nasional
C adalah Komsumsi
I adalah Investasi
G adalah Pemerintah
X adalah Eksport
M adalah Import
Berdasarkan rumus tersebut dapat dilihat peranan pemerintah melalui variabel G (Pengeluaran Pemerintah), dan I (Investasi yang dilakukan Pemerintah) serta (X-M) eksport-import yang dilakukan oleh pemerintah. Pengukur kadar pemerintah juga dapat dilihat dari peranan secara sektoral terutama dalam pengaturan bisnis dan penentu harga. Pemerintah hampir mengatur bisnis dan harga di setiap sector usaha

2.      Pendekatan sejarah yakni menelusuri pengorganisasian perekonomian indonesia dari waktu ke waktu. Berdasarkan sejarah, indonesia dalam pengelolaan ekonomi tidak pernah terlalu berat kepada kapitalisme dan sosialisme. Pencobaan untuk mengikuti kapitalisme yang dilakukan oleh berbagai kabinet menghasilkan keterpurukan ekonomi hingga akhir 1959. Percobaan untuk mengikuti sistem sosialis yang dilakukan oleh presiden I menghasilkan keterpurukan ekonomi hingga akhir tahun 1965.

DAFTAR PUSAKA
http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/produk_domestik_bruto.aspx 
Buku SOSIO EKONOMI (Ananlisis Ekstensi Kapitalisme dan Sosialisme), Karya Save M. Dagun, Penerbit Rineka Cipta
Buku SISTEM DAN MORAL EKONOMI INDONESIA, Karya Mubyarto, LP3ES