SISTEM EKONOMI
DISUSUN OLEH :
v NOVITA SARI : 25215144
v RIMANDASARI :
26215005
v SAMUEL PARNINGOTAN S. : 26215361
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016
Sistem
Ekonomi Indonesia
A.
Pengertian
Sistem
Sistem adalah suatu
organisasi besar yang menjalin berbagai subjek atau serta perangkat kelembagaan
dalam suatu tatanan tertentu. Sistem berkaitan dengan subjek dan Objeknya.
Sistemnya terdiri dari yaitu :
Ø Sistem
Kemasyarakatan (Perorangan atau Masyarakat)
Ø Sistem
Kehidupan/lingkungan mahluk hidup dan benda alam
Ø Sistem
Peralatan (barang/alat)
Ø Sistem
Informasi (data,catatan dan fakta)
Sistem
terdiri dari perangkat kelembagaan/subyek yang melakukan hubungan dengan cara
mekanisme agar menjalin hubungan. Sistem juga memiliki tatanan (kaidah) dan
juga norma-norma (peratuan) yang mengatur hubungan subjek maupun objek agar
berjalan dengan serasi.
B.
Sistem
Ekonomi dan Politik
Dumairy (1996), Sistem ekonomi adalah sistem yang
mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat
kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan.
Sistem ekonomi :
Ø Manusia
(Subjek) dan Barang Ekonomi (objek)
Ø Perangkat
kelembagaan ataupun lembaga ekonomi formal dan non formal serta mekanisme
hubungan
Ø Tatanan
hukum dan Peraturan ekonomi
Sanusi (2000) sistem ekonomi merupakan suatu
organisasi yang terdiri dari sebuah
lembaga/perantara (ekonomi,sosial dan ide) yang saling mempengaruhi yang
ditujukan kearah pemecahan masalh pokok setiap perekonomian
(Distribusi,Produksi dan Komsumsi).
Sanusi (2000), perbedaan antar sistem dilihat dari
ciri :
Ø Kebebasan
Komsumen dalam memilih barang dan jasa yang dibutuhkan
Ø Kebebasan
masyarakat memilih lapangan kerja
Ø Pengaturan
pemilihan dan pemakaian alat produksi
Ø Pemilihan
usaha yang dimanifestasikan dalam tanggung jawab manajer
Ø Pengaturan
atas keuntungan usaha yang diperoleh
Ø Pengaturan
motivasi usaha
Ø Pembentukan
harga barang komsumsi dan produksi
Ø Penentuan
pertumbuhan ekonomi
Ø Pengendalian
stabilitas ekonomi
Ø Pengambilan
keputusan
C.
Kapitalisme
dan Sosialisme
1.Kapitalisme
Kapitalisme adalah
istilah yang dipakai untuk menamai sistem ekonomi yang mendominasi dunia barat.
Sistem ini muncul setelah hancurnya sistem feodalisme sekitar abad 16. Pada
zaman kuno sistem ini sebenarnya sudah ada namun belum berada dalam sistem
seperti sekarang.
Sistem ini
mulai muncul kepermukaan ketika meningkatnya perniagaan jarak jauh diantara
pusat-pusat kota abad pertengahan di Eropa. Lintasan dagang jarak jauh ini
berkembang semangat kapitalisme desertai peningkatan sistem dan metodenya.
Dinamika ini secara tidak langsung menumbuhkan kota-kota
pantai, kota-kota perdagangan dan kota-kota industri. Semakin banyak kota-kota
industri menyebabkan semakin terdesak pula sistem pertanian. Kegiatan ekonomi
pelan-pelan bergerak dibawah dibawah dominasi perdagangan dan industri.
Peralihan ini berada di bwaha arus sistem kapitalisme.
Sistem kapitalis lebih menekankan soal peranan
modal, pemilik modal dan cara produksi dalam proses industrialisasi. Warner
Sombart adalah orang pertama yang menggunakan istilah kapitalisme. Istilah ini
sebagai konsep fundamental dari suatu sistem pemikiran ekonomi.
Sebagai sistem pemikiran dalam bidang ekonomi,
kapitalisme ditandai oleh tiga semangat yaitu pemilikan, persaingan dan
rasionalisme. Meski demikian konsep ini tetap tidak jelas. Istilah kapitalisme
mengandung banyak banyak versi yang bersumber pada berbagai teori. Karena itu
konsep ini lebih dinilai sebagai pemikiran yang berpretensi netral karena
sistem ini dilihat sebagai hal empiris.
Warner Sombart dalam karyanya Der Moderne
Capitalismus mengukuhkan sistem kapitalisme itu sebagai konsep dasar dari suatu
sistem pemikiran ekonomi. Di sini ia mengungkapkan kapitalisme itu sebagai
suatu sistem, dalam arti tidak diakitkan dengan konotasi politis, ideologi, dan
konotasi etis yang negatif. Sebagai sistem pemikiran, sistem ini ditandai
semangat pemikiran, persaingan dan rasionalitas.
2.Sosialisme
Untuk memperoleh gambaran jelas tentang sosialisme
kita perlu memahami teori-teori Marx tentang struktur ekonomi, pertentangan
kelas dan Perubahan sosial. Bagi Marx kunci untuk memahami kenyataan sosio
ekonomi tidak ditemukan dalam kesadaran atau tidak ditemukan dalam ide-ide
abstrak tetapi dalam kenyataan sehari-hari buruh pabrik, kehidupan sehari-hari
para pekerja diberbagai kegiatan produksi
Peristiwa-peristiwa ini adalah kenyataan sosial.
Marx menekankan kenyataan sosial itu bukan berada pada impian yang naif atau
idelistik yang dibuat oleh ilmu pengetahuan, teknologi dan pertumbuhan industri
tetapi lebih melihat pada keberadaan sosial. Keberadaan sosial menetukan kehidupan
kita, bukan kesadaran sosial. Sedangkan kesadaran sosial hanya reflesi
keberadaan sosial.
Menurut Karl Marx, analisis dialektik tentang
perubahan sosial itu senantiasa berkembang. Perubahan-perubahan dalam alat
produksi sebagai akibat kemajuan ekonomi pada zaman ini akan mengakibatkan
ketidakseimbangan. Ketidakseimbangan ini terjadi antara kekuatan-kekuatan
materi dengan hubungan sosial dalam produksi, termasuk hubungan pemilikan.
Hubungan sosial yang ada dalam produksi akan menjadi hambatan bagi perkembangan
kekuatan-kekuatan produksi dalam masyrakat. Keadaan ini akan terus berkembang
dalam masyarakat berikutnya dan dalam keadaan ini kelas-kelas tertentu yang
mempunyai kepentingan akan memperoleh kemajuan karena mempertahankan suatu
sistem perkembangan –perkembngan tertentu. Akhirnya kelas yang berhasil dalam
perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam kekuatan produksi sangat memainkan
peranan yang menentukan dalam menghasilkan perubahan masyarakat secara
Revolusioner.
Kekuatan-kekuatan sosial ini akan selalu berkembang.
Dan dalam prosesnya, kekuatan sosial mengubah struktur yang sudah ada menjadi
struktur baru secara radikal yang terlihat dalam periode sejarah berikutnya.
Kelas-kelas sosial yang memperlihatkan kekuat baru yang muncul akan menentukan
secara historis untuk erhasil dalam mengubah struktu yang ada, yang menyatakan
diri sebagai kepentingan bag mereka.
Ciri masyarakat sosialisme adalah mengukuhkan bahwa
relasi-relasi yang dominan dalam ekonomi itu berkaitan dengan hakikat sosial
dari kekuatan produksi. Dibawah sistem sosialisme, harta kekayaan sosial
diciptakan melalui pengambilalihan harta kekaya kekayaan kapitalis dan kerja
sama para petani dan para buruh. Dengan demikian, ada dua harta kekayaan dari
sistem sosialisasiyang bakal muncul yakni harta seluruh rakyat dan harta
kekayaan dari perusahaan-perusahaan kolektif. Pada fase ini ada dua kelas yang
dominan yakni kelas pekerja dan kaum tani perkebunan kolektif, ini setidaknya
bayangan masyarakat sosialis yang diimpikan Marx pada masa hidupnya
Ciri selanjutnya sosialisme menurut Marx adalah
hilangnya antitesis historis antara kota dan desa, meski ini belum hilang
perbedaan tingkat perkembangan materi dan rohani, organisasi kerja dan cara
hidup, pelayanan medis dan fasilitas budaya dan lain-lain.
D. Persaingan Terkendali
Dari
sistem kepemilikan sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi, dinyatakan
bahwa sistem ekonomi Indonesia adalah kapitalistik. Tetapi ada pula yang
mengatakan bahwa Indonesia menganut sistem ekonomi sosialis. Jadi, secara konstitusional,
sistem ekonomi Indonesia bukan kapitalis dan bukan juga sosialis. Kompetisi
untuk memperbaiki taraf kehidupan, baik antar individu maupun antar badan
usaha, tidak dikekang. Berkenaan dengan kompetisi antar individu, pemerintah
tidak membatasi pilihan orang dalam memasuki bidang pendidikan/keahlian yang
diminati.
Sehubungan
dengan persaingan antar badan usaha , tidak terdapat rintangan bagi suatu
perusahaan untuk memasuki bidang usaha tertentu. Namun dalam menghindari
persaingan tak sehat dalam pasar barang tertentu sudah jenuh, pemerintah
mengendalikannya dengan membuka prioritas bidang usaha termasuk prioritas
lokasi usaha. Pengendalian yang dimaksud adalah dengan mengumumkan Daftar
Negatif Investasi (DNI). Dalam menerima imbalan atas prestasi kerja juga tidak
ada kekangan. Sangat terbuka peluang bagi setiap pekerja/pemodal untuk
mendapatkan imbalan melebihi dari sekadar kebutuhan. Pemerintah justru mengatur
ketentuan upah minimum bagi pekerja, agar memenuhi standar kebutuhan hidup
minimum yang layak.
E. Kadar
Kapitalisme dan Sosialisme
Unsur kapitalisme dan sosialisme yang ada dalam sistem
ekonomi indonesia dapat dilihat dari sudut berikut ini :
1. Pendekatan
faktural struktural yakni menelaah peranan pemerintah dalam perekonomian.
Pendekatan untuk mengukur kadar campurtangan Pemerintah menggunakan kesamaan
Agregat Keynesia.
Y
= C + I + G (X-M)
Y
adalah Pendapatan Nasional
C
adalah Komsumsi
I
adalah Investasi
G
adalah Pemerintah
X
adalah Eksport
M
adalah Import
Berdasarkan
rumus tersebut dapat dilihat peranan pemerintah melalui variabel G (Pengeluaran
Pemerintah), dan I (Investasi yang dilakukan Pemerintah) serta (X-M)
eksport-import yang dilakukan oleh pemerintah. Pengukur kadar pemerintah juga
dapat dilihat dari peranan secara sektoral terutama dalam pengaturan bisnis dan
penentu harga. Pemerintah hampir mengatur bisnis dan harga di setiap sector
usaha
2. Pendekatan
sejarah yakni menelusuri pengorganisasian perekonomian indonesia dari waktu ke
waktu. Berdasarkan sejarah, indonesia dalam pengelolaan ekonomi tidak pernah
terlalu berat kepada kapitalisme dan sosialisme. Pencobaan untuk mengikuti
kapitalisme yang dilakukan oleh berbagai kabinet menghasilkan keterpurukan
ekonomi hingga akhir 1959. Percobaan untuk mengikuti sistem sosialis yang
dilakukan oleh presiden I menghasilkan keterpurukan ekonomi hingga akhir tahun
1965.
DAFTAR
PUSAKA
http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/produk_domestik_bruto.aspx
Buku SOSIO EKONOMI (Ananlisis Ekstensi Kapitalisme
dan Sosialisme), Karya Save M. Dagun, Penerbit Rineka Cipta
Buku SISTEM DAN MORAL EKONOMI INDONESIA, Karya
Mubyarto, LP3ES